SDIT Labschool Al Fatah peduli bencana banjir Sumatera.
Kurikulum Sekolah
Kurikulum nasional
Kurikulum berbasis tauhid
Kurikulum berbasis kompetensi dan pengembangan diri (Academik skill, life skill, and carrier skill)
Program Belajar
SDIT Labschool Al Fatah adalah sekolah dengan program belajar yang dikemas untuk mengembangkan kemampuan siswa dengan mempraktikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Setiap anak di dorong untuk berprestasi sesuai dengan kemampuannya. Target kemampuan siswa disesuaikan dengan kemampuan awal siswa. Evaluasi belajar tidak hanya ditujukan pada kemampuan mengisi lembar ulangan namun pada keterampilan belajar dan produk yang dihasilkan. Kemampuan siswa dinilai dari produk yang bisa ditunjukan.
Setiap anak didorong untuk berprestasi sesuai dengan kemampuannya. Target kemampuan siswa disesuaikan dengan kemampuan awal siswa. Evaluasi belajar tidak hanya ditunjukan pada kemampuan mengisi lembar ulangan, namun pada keterampilan belajar dan produk yang dihasilkan. Kemampuan siswa dinilai dari produk yang bisa ditunjukan.
Pokok Pembelajaran
Apa yang dipelajari dan dilakukan siswa
Keagamaan
Tahsin, tahfiz, tadabbur Al-Quran dan sunnah, fiqih, bahasa Arab, aqidah, akhlak, adab dan ibadah ditanamkan sebagai pondasi bagi pengembangan kecerdasan pokok (Keilmuan).
Pengembangan kecerdasan pokok (Akademik)
Pengembangan kecerdasan linguistik/berbahasa (Indonesia, Arab, dan Inggris).
Pengembangan kecerdasan logis matematika.
Pengembangan keterampilan sains.
Pengembangan keterampilan sosial.
pengembangan seni budaya dan kerajinan tangan.
Pengembangan jasmani.
(Kegiatan ini di rancang dalam suatu kegiatan belajar mengajar tematik terpadu dengan memperhatikan brain rules).
Pengembangan diri/kompetansi
Academik skill (Kognetif, afektif, psikomotorik).
Life skill (Survive).
Career skill (Passion).
Cara Siswa Belajar
Siswa-siswi SDIT Labschool Al Fatah tidak menggunakan buku paket cetakan penerbit sebagai panduan utama dalam belajar. Sebagai gantinya, mereka belajar menggunakan modul yang dibuat secara mandiri oleh guru-guru. Modul ini disusun berdasarkan pemilihan kompetensi dasar yang esensial, dipadukan dengan berbagai buku referensi, seperti ensiklopedia, buku cerita, dan buku sains. Tujuannya adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa buku hanyalah salah satu media untuk memperoleh pengetahuan. Dengan menggunakan buku cerita dan sains, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi pembaca yang gemar membaca dan menyukai buku. Modul-modul ini juga dilengkapi dengan lembar kerja siswa yang dirancang oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran.
Buku paket digunakan sebagai referensi mendalami materi, selanjutnya siswa menggali materi dari berbagai buku di perpustakaan dan internet. Kegiatan belajar di lab school merupakan rangkaian proses untuk memproduksi karya akademik dan non akademik, dengan makna spritual. Materi pelajaran yang bersifat hafalan/kognitif (yang tidak dapat langsung dimanfaatkan anak) diberikan dengan cara drill dengan lembaran/booklet yang disediakan guru. Selain mengkaji pengetahuan kognitif, siswa melakukan eksperimen, observasi, praktik langsung, dan kegiatan lapangan. Kemampuan dan latihan menghafal diterapkan dalam pengajaran hafalan Al Quran.
Cara Guru Mengajar
Dalam kegiatan mengajar di Labschool, guru adalah coach atau pelatih. Kegiatan yang sering dilakukan seorang guru:
Menerangkan hal-hal bersifat kognitif.
Melatih siswa untuk mengetahui cara mendapatkan pengetahuan.
Melatih siswa untuk memiliki keterampilan/skill akademik dan non akademik.
Membimbing siswa dalam proses memproduksi karya akademik dan non akademik.
Guru seoptimal mungkin memanfaatkan teknologi informasi dalam proses mengajar.